NEET dakedo Hello Work ni Ittara Isekai ni Tsuretekareta Bahasa Indonesia Vol 2 Chapter 16

TL: BeoNovel
Chapter 16 - Kisah Pahlawan Dan Hidup Yang Damai



Orde Ksatria Templar sudah pergi menuju demon border sehari setelah penyerangan harpy.

Faktanya, pada saat itu, rupanya Orde Ksatria Templar sudah berangkat tapi mereka mendengar suara bel dari kota, jadi mereka cepat-cepat berbalik. Itu benar-benar tipis.



Untuk sementara, aku benar-benar absen dari kerja dan latihan. Selain ketika menunjukkan wajahku di guild satu kali untuk menerima hadiah, kami bahkan langsung berbalik di depan guild ketika mengantarkan  Tilika-chan. Sebenarnya, aku ingin tinggal di kamarku tanpa melangkah keluar, tapi seperti yang diduga, aku tidak benar-benar bisa melakukan itu di dunia lain ini.

Aku rindu dengan kehidupan sehari-hariku di Jepang. Mudah dan nyaman, dan juga aman.

Aku menghabiskan pagi dan siang dengan membaca Kisah Pahlawan. Ketika aku bosan, aku menangkap Sati dan bermain dengannya. Tentu saja aku juga mengawasi Sati yang belajar. Namun Sati tidak berlatih untuk saat ini, Sati terluka juga, jadi lebih baik jika dia istirahat sementara waktu. Itu alasanku.

Di kebun aku juga mencoba sihir yang baru kupelajari. Jika aku memiliki sihir ini waktu itu, apa aku bisa melakukan sesuatu yang lebih baik?

Angela dan Tilika-chan datang di sore hari, kami makan malam dan mandi seperti biasa.Tentu saja aku masuk dengan Sati dan kami saling memandikan.

Aku memberitahu Angela bahwa kami mengambil libur sekarang. Pada kenyatannya, bahkan jika luka kami telah sembuh setelah menggunakan Healing Magic, darah yang hilang tidak kembali dan lebih baik untuk tidak bergerak terlalu banyak sampai tubuh kami terbiasa dengan jaringan yang beregenerasi.

Meskipun Angela khawatir denganku, pada akhirnya dia percaya dengan itu.

Tapi kenyataanya aku hanya ketakutan. Ada saat yang bahkan lebih berbahaya dari ini. Tapi baru kali ini aku berpikir bahwa aku akan mati. Dan membawa Sati bersamaku.


  
Tak heran jika Elizabeth merekomendasikannya, volume ke 7 memang sangat bagus. Secara khusus, aku terharu dibagian di mana Wind Mage dengan heroik melindungi pahlawan dan kemudian pahlawan mengalahkan musuh.

Aku ingin tahu apakah dunia ini memang akan hancur. Apakah Raja Iblis akan bangkit? Atau mungkin kejadian seperti serangan harpy terjadi di mana-mana. Aku mendengar bahwa ini adalah kota yang damai dan inilah yang kudapatkan.

Aku ingin tahu apakah Elizabeth baik-baik saja di demon border. Mengenai 4 adventurer yang tewas, aku memikirkan tentang itu ketika aku tidak melakukan apa pun.



Dua hari setelah itu, aku akhirnya selesai membaca kisah pahlawan. Setelah kupikirpikir, aku tidak bisa menjadi pahlawan. Pahlawan berdiri dan bertarung bahkan saat terluka dan jatuh berkali-kali. Dia tidak goyah bahkan ketika rekannya terluka atau jatuh, atau ketika dia kehilangan orang yang penting baginya. Aku ingin tahu apa yang dia rasakan ketika dia kehilangan rekannya dan kampung halamannya hancur. Perasaan dari pahlawan itu tidak benar-benar  tergambarkan di dalam buku ini.

Setelah pertempuran yang mengerikan satu demi satu. Jika itu aku, aku akan lari di sekitar volume ke 3.

Setelah mengalahkan Raja Iblis, pahlawan menikahi puteri, mendapatkan wilayah kekuasaan dan menghabiskan sisa hidupnya di sana. Tanpa ikut ambil bagian dalam pertempuran atau politik, tampaknya di tahun-tahun berikutnya dia hidup dengan damai. Membaca itu membuatku lega.

Ketika aku tertidur, aku kadang-kadang bermimpi adegan di mana aku diserang oleh harpy atau adventurer yang mati. Aku terkejut bahkan sampai terbangun, kemudian aku melihat ke Sati dan Tilika-chan yang sedang tertidur dan pikiranku kembali tenang.

… apa ini yang disebut PTSD*? (Beo: *Gangguan stres pasca trauma.)

Jika ini di Jepang, mungkin aku akan pergi ke rumah sakit, tapi dokter di sini adalah para penyembuh di klinik kuil, namun aku tidak benar-benar ingin menunjukkan penampilan yang menyedihkan ini di hadapan Angela. Apa aku harus mencoba berkonsultasi dengan Priest-sama mengenai itu? Dia bilang dia adalah mantan anggota Orde Ksatria Templar juga, mungkin dia pernah mengalami hal-hal seperti ini.

Di hari itu, setelah waktu yang lama, aku meninggalkan Sati di tempat pelatihan setelah mengantar Tilika-chan. Aku memikirkan apa yang harus aku lakukan karena aku menaikkan Archery-nya ke level 5, tapi apa yang terjadi terjadilah. Sati adalah anak ajaib. Seharusnya itu baik-baik saja.

Aku tidak ingin bertemu instruktur-dono, jadi aku meninggalkan guild seakan melarikan diri. Aku tidak ingin orang-orang di dekatku tahu bahwa aku ketakutan. Angela mungkin samar-samar menyadari itu. Jika aku bertemu dengan instrukturdono dan berbicara dengannya, mungkin dia akan langsung menyadari itu.



Aku menunjukkan diri di klinik medis kuil. Angela dan Priest-sama sedang mengobati orang-orang.

“Oh Masaru. Ada apa?”

“Hi Angela… ada sesuatu yang ingin kubicarakan atau mungkin kutanyakan ke Priest-sama.”

“Baik.Tentang apa?”

“Kupikir aku butuh sedikit waktu, jadi bisakah aku minta kalau aku hanya ingin berbicara berdua saja dengan Priest-sama? Sebagai gantinya aku akan membantu pengobatan.”

“Kalau begitu, Angela, tolong bawa pasien ke dalam.”

“Ya Priest-sama.”

Pasien dibawa masuk satu demi satu. Aku segera menggunakan Healing Magic ke mereka. Ada satu orang yang mengalami sakit serius, jadi aku menggunakan Extra Heal.

Setelah 30 menit, aku selesai mengobati semua pasien yang ada di ruang tunggu.

“Healing Magic yang luar biasa. Kami bahkan tidak bisa mengimbangimu.”

“Itu benar. Masaru sangat berbakat.”

Yah, bakat itu dari cheat. Aku tidak senang dipuji soal itu. 'Hn, mungkin.', aku menjawab setengah hati.

“Baiklah Angela, aku tinggalkan sisanya untukmu. Masaru-dono, ayo ikut ke sini.”



Aku dibawa ke ruangan yang ada di belakang.

“Lalu pertanyaan apa yang ada dipikiranmu.”

Apa yang harus kutanyakan terlebih dahulu. Kupikir aku akan bertanya tentang Raja Iblis dan kehancuran dunia. Mengenai diriku bisa setelah itu. Agak sedikit sulit untuk berbicara tentang itu juga.

Aku memberitahunya mengenai apa yang kubaca di kisah pahlawan dan bertanya tentang Raja Iblis dan kehancuran dunia. Apakah serangan harpy adalah tandatandanya atau mungkin sesuatu yang lain.

“Oh begitu. Kebangkitan Raja Iblis dan kehancuran dunia. Tapi sejak Raja Iblis dikalahkan oleh pahlawan, aku tidak mendengar kabar kebangkitannya. Terkait dengan kehancuran dunia, dalam beberapa tahun terakhir di perbatasan dengan wilayah iblis malah sangat stabil. Kau tahu proyek untuk membuat desa perintis kan? Jika itu berhasil, maka wilayah kerajaan akan semakin luas. Kejadian seperti dulu tidak akan terjadi lagi. Kau tidak perlu khawatir. Dan tentang apa yang terjadi barubaru ini, hal seperti itu sering terjadi. Bahkan jika Orde Ksatria Templar tidak ada, meskipun memakan korban, kita pasti bisa mengusir mereka.”

Jika Priest-sama mengatakan itu, maka itu pasti benar. Raja Iblis belum bangkit. Aku sedikit lega. Setidaknya aku tidak berakhir dengan bertarung melawan Raja Iblis sebagai pahlawan. Setidaknya bukan saat ini.

“Aku tidak bisa membantu terlalu banyak, tapi aku ingin tahu apakah jawabanku ini bisa diterima.”

“Ya, itu lebih dari cukup. Hatiku jauh lebih tenang. Aku juga memiliki masalah lain yang ingin kubicarakan.”

“Beritahu aku tanpa ragu-ragu.”

“Aku ketakutan. Harpy. Mereka selalu menyerang dalam mimpiku dan aku terbangun di tengah malam.”

“Oh begitu… itu sakit dalam pikiran yang sering melanda adventurer dan prajurit muda.”

Priest-sama melanjutkan setelah berpikir sejenak.

“Terkait dengan itu, tidak ada yang benar-benar bisa kubantu. Cara satu-satunya melawan rasa takut adalah menghadapinya. Jika kau menghadapi situasi di depanmu tanpa takut, maka waktu akan mengizinkanmu untuk mengatasinya.”

“Apakah begitu…”

“Maaf aku tidak bisa membantu. Tapi orang-orang biasa sembuh seiring berjalannya waktu. Menjadi takut bukanlah sesuatu yang memalukan. Masaru-dono juga pasti akan mampu mengatasinya.”

Aku pikir itu jawaban yang biasa, tapi ketika Priest-sama mengatakan itu, itu terdengar meyakinkan.

“Ya, terima kasih banyak Priest-sama.”

“Baik. Apa kau masih ada waktu setelah ini?”

“Ya, aku bebas sampai siang.”

“Sebenarnya, ada seorang pengikut, kau tahu. Dia orang yang memiliki penglihatan yang buruk. Tapi mereka tidak punya uang untuk membayar penyembuh tingkat tinggi…”

“Ah aku mengerti. Aku tidak masalah. Aku tidak membutuhkan biaya pengobatan. Di mana orang itu?”

Menggunakan Healing Magic tidak terlalu sulit bagiku. Aku bertanya-tanya kenapa orang-orang di dunia ini meminta uang yang banyak untuk sesuatu yang mudah seperti itu, tapi mungkin tidak terlalu banyak orang yang bisa menggunakan Healing Magic pada tingkat yang sama sepertiku.

“Tempatnya tidak jauh. Aku akan memandumu ke sana.”



Kami pamit ke Angela dan meninggalkan kuil. Kemudian kami mengunjungi sebuah rumah yang bisa dicapai dengan berjalan selama beberapa menit. Si tuan rumah memiliki penglihatan yang semakin buruk sejak tahun lalu, pada akhirnya dia kehilangan penglihatan sepenuhnya. Penyebabnya tidak diketahui.

“Geena-san, ini aku.”

“Aah, Priest-sama. Terima kasih mau datang ke tempat yang kotor seperti ini. Kenapa Priest-sama berkunjung ke sini hari ini?”

Seorang gadis menyambut kami.

“Apa ayahmu ada di rumah? Sebenarnya, aku membawa healer yang terampil denganku.”

“OMG! Aku akan membawa ayah. Silakan duduk di sini dan tunggu sebentar.”

Dituntun oleh gadis bernama Geena, seorang laki-laki tua datang.

“Priest-sama, maafkan ketidaksopanan saya yang tidak bisa melihat anda. Apa yang membawa Priest-sama ke sini hari ini?”

“Aku membawa healer-dono. Kami akan mencoba menyembuhkan matamu. Ini Masaru-dono.”

“Tapi seperti yang Priest-sama tahu, kami tidak punya uang. Bahkan jika Priest-sama yang membantu kami, biaya pengobatannya…”

“Tidak apa-apa. Untuk kali ini tidak masalah dengan biaya pengobatan biasa. Benar kan Masaru-dono?”

“Ya, tapi aku juga tidak bisa menjamin kalau aku bisa menyembuhkan itu sepenuhnya.”

Aku meminta agar ruang dijadikan gelap seperti saat pengobatan Sati. Tapi tidak seperti Sati, bapak tua ini benar-benar tidak bisa melihat lagi, mampukah aku melakukannya? Aku bertanya-tanya. Di acara tv dan sejenisnya, biasanya mata ditutupi perban kemudian dilepas perlahan-lahan, tapi itu tidak jelas apakah untuk melindungi dari cahaya atau untuk luka setelah operasi. Untuk saat ini, kami menutup semua tempat yang bisa dilewati cahaya dan membuat ruangan cukup gelap.

“Baiklah, aku akan mulai pengobatannya sekarang. Tolong tutup matanya.”

【Extra Heal】 Mulai diaktifkan———— .

Extra Heal aktif tanpa masalah. Yah,selain magic yang keluar, tidak ada hal atau masalah lain yang terjadi.

“Baiklah, bisa kau buka matamu perlahan-lahan sambil melihat ke meja? Perlahanlahan.”

“O-oohhh…”

“Apa kau baik-baik saja? Baiklah, ketika kau terbiasa, tolong lihat sekeliling dengan perlahan.”

“Aku bisa… melihat… mataku… mataku…”

“Ayah!”

Geena memeluk ayahnya.

“Ooh Priest-dono, Masaru-dono, terima kasih dari kami tidak akan cukup.”

“Terima kasih banyak, terima kasih banyak.”

“Aku pikir aku tidak bisa melihat lagi sampai hidupku.”

“Seperti yang diharapkan dari Masaru-dono. Kemampuan yang luar biasa.”

“Tidak tidak, itu hal yang biasa.”

Selama 23 tahun usiaku, jarang-jarang ada orang yang berterima kasih kepadaku.

Dan sekarang ini, mereka membungkuk berulang-ulang berterima kasih kepadaku.

Aku tahu aku melakukan sesuatu yang pantas untuk diberikan ucapan terima kasih, tapi ini cheat.

Aku sebenarnya hanya NEET biasa tanpa kualitas.

Aku hanya kebetulan menerima kemampuan ini dari Dewa.

Seharusnya ucapan terima kasih bukan diutarakan kepadaku…

Sementara aku tenggelam dalam pikiranku, Geene kembali dari belakang dan meletakkan beberapa koin di meja.

Beberapa koin silver. Dan ada juga beberapa copper.

“Uhm, meskipun ini tidak banyak, ini adalah tanda terima kasih dari kami. Dan juga ini.”

Dia menyerahkan kepadaku sebuah cincin yang indah.

Aku menerima cincin itu. Itu cincin yang indah dengan permata kecil di dalamnya. Apa Sati akan gembira jika aku memberikan ini kepadanya?

“Itu kenang-kenangan dari ibuku. Hanya itu satu-satunya barang kami yang memiliki nilai…”

Eeeeeeeeeeeeh!? Aku tidak bisa menerima sesuatu yang berharga seperti itu.

“Tidak tidak tidak. Aku akan mengembalikannya! Seperti yang sebelumnya kami katakan, tidak masalah kalau hanya biaya pengobatan biasa! Priest-sama, tolong hanya terima biaya normal.”

“Tidak! Lalu bagaimana kami bisa menunjukkan rasa terima kasih kami.”

“Tapi…”

“Hei hei kalian berdua. Masaru-dono terlihat kerepotan. Segini saja sudah cukup.”

Kemudian Priest-sama mengambil beberapa koin dan menyerahkannya kepadaku.

“Ah itu… aku tahu! Geena. Kau harus pergi ke tempat Masaru-sama. Masaru-sama, gadis ini adalah gadis yang baik dan rajin bekerja. Tidak masalah jika dijadikan sebagai pembantu atau selir. Silakan gunakan dia seperti yang kau mau. Iya kan Geena?”

“Itu… ayah… itu akan mengganggu Masaru-sama…”

Menjadi pembantu atau selir, tapi Geena terlihat tidak sepenuhnya menentang gagasan itu, dia melirikku dengan gelisah.

“Tidak, ini sudah cukup! Jika kalian ingin menunjukkan rasa terima kasih, kalian bisa melakukan sesuatu untuk panti asuhan. Baiklah, Priest-sama. Ada yang harus diobati lagi setelah ini kan? Ayo kita pergi.”

Mengatakan itu, aku meninggalkan rumah sambil menarik Priest-sama.



“Hahaha. Kau seharusnya menerimanya."

Priest-sama mengatakan sesuatu yang tidak bertanggung jawab. Aku pikir itu sedikit memalukan. Geena memiliki rambut yang diikat ke belakang dan dia memancarkan kesan gadis kota yang cocok memakai apron, meskipun penampilannya biasa, tapi dia cukup cantik.



“Apa Priest-sama sudah menikah?”

Aku bertanya dengan santai.

“Aku punya seorang istri. Dia tinggal di kota ini.”

Ini pertama kalinya aku mendengar tentang itu.

“Dia dulu sering membantu di panti asuhan, tapi sekarang kesehatannya memburuk.”

“Oh, apa dia akan baik-baik saja?”

“Ya, hanya punggungnya yang memburuk. Dia baik-baik saja dan dia menjaga cucu kami di rumah kami sekarang.”

Cucu huh. Ya benar, Priest-sama sudah cukup tua.

“Istriku adalah orang yang mengajari Angela memasak juga. Oh ya, bagaimana kalau kau datang untuk makan malam sekali-kali? Meskipun dia bukan seorang ahli, tapi dia bisa membuat beberapa makanan yang sangat lezat.”

“Baiklah, kalau ada kesempatan.”

Priest-sama pulang ke rumahnya setiap hari untuk tidur, jadi panti asuhan dijaga oleh Angela, Sister Matilda, dan teman-teman lainnya.

“Masaru-dono punya kemampuan yang hebat. Sebenarnya tidak perlu memaksakan diri untuk bertarung. Bukankah menolong orang dan mendapatkan rasa terima kasih dari mereka juga salah satu cara hidup yang indah?”

“Itu benar.”

Jika tidak ada disebutkan mengenai kehancuran dunia, maka semuanya akan baikbaik saja. Bekerja di klinik medis dengan Angela, hidup damai setiap hari. Gaya hidup  yang seperti itu.



“Selamat datang kembali Priest-sama, Masaru.”

“Maaf karena pergi terlalu lama. Apa semuanya baik-baik saja di sini?”

“Hanya ada 1 pasien yang datang.”

“Baiklah, sampai nanti Angela. Dan juga terima banyak untuk sebelumnya Priest-sama.”

“Kau benar-benar membantu kami juga. Dan juga tolong sekali lagi pikirkan tentang apa yang kukatakan tadi. Kami akan selalu menerimamu kapan saja.”

Masih ada waktu, jadi aku pergi ke padang rumput untuk sementara waktu.

Saat aku tidak keluar rumah, daging kelinci liar dan bahkan semua daging babi hutan besar juga habis digunakan. Masih ada beberapa daging naga yang tersisa, tapi itu disimpan sebagai cadangan makanan. Buah dan sayur tidak masalah kalau dibeli di pasar, tapi harga daging dua kali lipat daripada harga beli guild, jadi aku ingin mencukupi kebutuhanku sendiri.

Ketika aku melewati gerbang, prajurit jaga yang biasa memanggilku.

“Masaru, ada sesuatu yang ingin ku bicarakan denganmu.”

Ooh. Apa yang terjadi? Aku selalu dipanggil Pemburu Kelinci Liar atau Dragon Slayer, ini pertama kaliannya nama asliku dipanggil.

Aku dibawa ke ruangan yang ada di samping gerbang.

“Aku dengar kau menyembuhkan prajurit kami ketika penyerangan harpy. Kami ingin berterima kasih, tapi tidak mudah menemuimu.”

“Aku sedikit terluka juga, jadi aku malas-malasan di rumah.”

“Oh begitu. Baiklah, aku akan mengucapkan terima kasih sekarang. Terima kasih. Kami semua sangat berterima kasih kepadamu juga. Jika tidak ditangani tepat waktu, mungkin seseorang akan mati.”

“Tidak, orang-orang dari Orde Ksatria Templar juga datang untuk menyembuhkan orang-orang, jadi kupikir itu tidak akan…”

“Sebelum Orde Ksatria Templar datang, kau juga yang mengeluarkan Fire Magic besar kan? Itu magic yang biasa kau praktek di luar kan. Mereka bilang itu benarbenar membantu. Jangan terlalu merendah, kau telah menyelamatkan banyak nyawa.”

Aku mengerti. Aku rasa itu benar.

Aku selalu memikirkan tentang 4 adventurer yang kehilangan nyawa, tapi ada orangorang yang terselamatkan juga.

“Oi, kenapa kau menangis? Apa kau mengatakan sesuatu yang salah?”

Huh, aku menangis?

“Tidak, jika saja… jika aku melakukan dengan benar, mungkin tidak ada seorang pun yang mati. Tapi kau mengatakan bahwa ada orang-orang yang terselamatkan juga, jadi…”

Tidak tidak. Menangisi sesuatu seperti ini. Aku senang di ruangan itu hanya ada 2 orang.

“Melakukan dengan lebih baik, kau bilang. Tidak ada seorang pun yang akan mengatakan itu kepadamu. Satu orang bisa melakukan sebanyak itu. Para prajurit berterima kasih kepadamu. Aku akan mengatakan sekali lagi. Terima kasih Masaru.”

“Tidak apa-apa. Bukankah tugas adventurer untuk bertarung untuk melawan monster? Aku hanya melakukan apa yang aku bisa.”

“Aku rasa begitu. Tapi hutang adalah hutang. Jika ada sesuatu, tinggal katakan saja. Kami akan membantumu kapan saja.”



Hari itu, aku hanya memburu 5 kelinci liar, kemudian kembali ke kota.

Aku tidak benar-benar mood di hari itu.


---End---


Diberdayakan oleh Blogger.